Multimeter
Multimeter sering disebut AVOmeter atau multitester. Alat ini biasa dipakai untuk mengukur nilai resistansi suatu tahanan, tegangan AC (alternating current), tegangan DC (direct current), dan arus DC. Multimeter ada yang analog ada juga yang digital.
Dari gambar multimeter diatas dapat dijelaskan komponen-komponen serta fungsinya :
8. Lubang kutub – (common terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya Test lead kutub – yang berwarna hitam.
9. Test lead atau probe, berfungsi untuk menghubungkan multimeter analog dengan objek yang akan diukur.
Adapun cara pemakaian multimeter adalah pertama-tama jarum penunjuk meter diperiksa apakah sudah tepat pada angka 0 pada skala DcmA, DCV atau ACV posisi jarum nol di bagian kiri dan untuk skala ohmeter posisi jarum nol di bagian kanan. Hasil pengkuran merupakan hasil kali dari angka dan satuannya, sehingga dapat dirumuskan menjadi berikut :
Hasil pengukuran = Nilai Hasil Pengukuran x Satuan Arah
Arus listrik diukur dengan menggunakan amperemeter. amperemeter digunakan untuk mengukur banyaknya Coloumb setiap sekon atau amper yang mengalir dalam rangkaian. Untuk mengukur arus yang mengalir pada suatu rangkaian amperemeter harus dirangkai secara seri, agar tidak merintangi atau menghalangi aliran arus yang mengalir melalui amperemeter.
Perbedaan potensial atau tegangan dua ujung penghantar dapat diukur dengan voltmeter. Voltmeter dirangkai secara paralel dengan beban yang akan diukur, hal ini dikarenakan besar tegangan pada setiap beban yang dirangkaikan secara paralel berbeda dengan besar sumber tegangan.
Sedangkan alat untuk mengukur tahanan atau hambatan disebut ohmmeter, pada dasarnya prinsip kerja ohmmeter merupakan perpaduan dari ampermeter dan voltmeter, akan tetapi dalam mengukur tahanan dengan alat ukur yang disebut ohmmeter, ohmmeter tersebut harus dikalibrasi atau disetting terlebih dahulu, barulah akan mendapatkan kepastian suatu harga dalam alat ukur. Kalibrasi itu sendiri adalah memposisikan atau mensetting jarum penunjuk tepat pada titik nol. Kalibrasi sendiri hanya dilakukan untuk mencari nilai dan hambatan, akan tetapi untuk mencari nilai tegangan dan arus tidak diperlukan pengkalibrasian.
Multimeter sering disebut AVOmeter atau multitester. Alat ini biasa dipakai untuk mengukur nilai resistansi suatu tahanan, tegangan AC (alternating current), tegangan DC (direct current), dan arus DC. Multimeter ada yang analog ada juga yang digital.
Dari gambar multimeter diatas dapat dijelaskan komponen-komponen serta fungsinya :
- Skala berfungsi sebagai skala pembacaan meter, untuk Voltmeter dan Amperemeter penyimpangan sekala penuh (full scale deflaction / FSD) terletak pada bagian kanan, sedangkan pada Ohm meter FSD terletak pada bagian kiri dan tidak linier.
- Jarum penunjuk meter (knife – edge pointer), berfungsi sebagai penunjuk besaran yang diukur.
- Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk volt dan ampere (zero adjust screw), berfungsi untuk mengatur kedudukan jarum penunjuk dengan cara memutar sekrupnya ke kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih kecil.
- Sakelar pengatur kedudukan jarum penunjuk Ohm (zero ohm adjust knob), berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi nol. Caranya saklar pemilih diputar pada posisi . (ohm), test lead + (merah dihubungkan ke test lead – (hitam), kemudian tombol pengatur kedudukan 0 . diputar ke kiri atau ke kanan sehingga menunjuk pada kedudukan 0 ჲ.
- Saklar pemilih (range selector switch), berfungsi untuk memilih posisi pengukuran dan batas ukurannya.
- Posisi pengukuran, multimeter biasanya terdiri dari empat posisi pengukuran, yaitu :
8. Lubang kutub – (common terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya Test lead kutub – yang berwarna hitam.
9. Test lead atau probe, berfungsi untuk menghubungkan multimeter analog dengan objek yang akan diukur.
Adapun cara pemakaian multimeter adalah pertama-tama jarum penunjuk meter diperiksa apakah sudah tepat pada angka 0 pada skala DcmA, DCV atau ACV posisi jarum nol di bagian kiri dan untuk skala ohmeter posisi jarum nol di bagian kanan. Hasil pengkuran merupakan hasil kali dari angka dan satuannya, sehingga dapat dirumuskan menjadi berikut :
Hasil pengukuran = Nilai Hasil Pengukuran x Satuan Arah
Arus listrik diukur dengan menggunakan amperemeter. amperemeter digunakan untuk mengukur banyaknya Coloumb setiap sekon atau amper yang mengalir dalam rangkaian. Untuk mengukur arus yang mengalir pada suatu rangkaian amperemeter harus dirangkai secara seri, agar tidak merintangi atau menghalangi aliran arus yang mengalir melalui amperemeter.
Perbedaan potensial atau tegangan dua ujung penghantar dapat diukur dengan voltmeter. Voltmeter dirangkai secara paralel dengan beban yang akan diukur, hal ini dikarenakan besar tegangan pada setiap beban yang dirangkaikan secara paralel berbeda dengan besar sumber tegangan.
Sedangkan alat untuk mengukur tahanan atau hambatan disebut ohmmeter, pada dasarnya prinsip kerja ohmmeter merupakan perpaduan dari ampermeter dan voltmeter, akan tetapi dalam mengukur tahanan dengan alat ukur yang disebut ohmmeter, ohmmeter tersebut harus dikalibrasi atau disetting terlebih dahulu, barulah akan mendapatkan kepastian suatu harga dalam alat ukur. Kalibrasi itu sendiri adalah memposisikan atau mensetting jarum penunjuk tepat pada titik nol. Kalibrasi sendiri hanya dilakukan untuk mencari nilai dan hambatan, akan tetapi untuk mencari nilai tegangan dan arus tidak diperlukan pengkalibrasian.
0 comments
Post a Comment
Berkomentarlah jika kurang jelas atau kurang dimengerti dan menaati peraturan
1. Tidak bicara kotor
2. Tidak spam komentar
3. Menghormati pengunjung lainnya
4. Sopan
Trimakasih