Air Permukaan
Upaya peningkatan kualitas air permukaan diperlukan, misalnya dengan pembangunan instalasi pengolahan air limbah industri sebelum air limbah masuk ke sungai atau sumber lainnya. Kerusakkan sungai yang terbesar berupa degradasi dasar sungai (68,5%) , agaradasi (9%), gerusan lokal (18%) dan runtuhan tebing intensif (4,5%). Adapun penyebab kerusakkan sungai sebagaian besar adalah penggalian bahan galian C (40%) , sedimen yang tertahan di hulu (19%), bangunan dan aliran lokal (28%), dan perubahan bentuk sungai (13%). Selanjutnya kerusaakkan yang tidak kalah pentingnya adalah menurunnya kualitas air permukaan, seperti telah dibicarakan dalam bab terdahulu. Menurunnya kualitas air, bahkan sudah mencapai tingkat pencemaran air sangat berpengaruh terhadap permukaan air sungai tersebut, yang terutama bersumber dari pembuangan limbah industri dan rumah tangga, Aliran sungai menunjukkan fluktuasi yang besar, yaitu banjir yang besar pada musim penghujan dan debit yang kecil pada musim kemarau, bahkan cenderung kering, sehingga secara umum kesinambungan aliran sungai terganggu.
Air Tanah
Sebagai akibat penurunan air tanah yang tidak terkendali, sedangakan di sisi lain cadangan air tanah tetap (bahkan cenderung untuk menurun), maka terjadi penurunan muka air tanah yang terus berlanjut. Hal ini terutama terjadi di kota – kota besar yang sedang dan terus berkembang, seperti bandung, yogyakarta, di kota – kota besar di daerah pantai, tidak hanya terjadi penurunan muka air tanah, namun menjadi pula penyusupan laut sehingga menyebabkan berasa payau atau asin. Peruntukkan air tanah menjadi terbatas, karena kualitasnya yang jelek. Penyusupan air asin sudah teramati di medan,cilegon,jakarta,semarang, dan denpasar. Tidak menutup kemungkinan bahwa penyusupan air asin masih akan berlanjut ke kota-kota lain di indonesia.
Penurunan muka air tanah dapat berdampak lanjutan berupa menurunnya muka tanah (amblesan). Di Bangkok dan Jakarta, bahkan di semarang kasus semacam ini sudah terjadi, sehingga bangunan / gedung bertingkat terancam, dan daerah-daerah tertentu terjadi genangan banjir akibat air laut masuk ke daerah – daerah yang mengalami penurunan muka tanah.
Pantai Dan Muara
Di Indonesia pantai telah dikembangkan sesuai kebutuhan pembangunan sehingga mempunyai berbagai fungsi: tempat wisata, tempat usaha, tempat budidaya, pelabuhan , waduk , dsb. Sebanyak 75% dari kota dengan populasi lebih besar dari 100.000 orang terletak dipinggir atau sekitar pantai, Pada masa ini terasa ada banyak lonjakkan permintaan akan kawasan pantai, sayangnya tidak atau belum diimbangi dengan kesadaran manusia di kawasan pantai akan menjadi penyebab rusaknya lingkungan di kawasan itu.
Berbagai kerusakkan paantai di indonesia pada umumnya disebabkan oleh kegiatan manusia dan pembangunan seperti diuraikan berikut ini:
Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di laut, pengerusakan hutan bakau, merupakan kegiatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian laut dan paantai.
Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai disebabkan telah hilangnya hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan pelindung alami terhadap gempuran ombak.
Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:
Upaya peningkatan kualitas air permukaan diperlukan, misalnya dengan pembangunan instalasi pengolahan air limbah industri sebelum air limbah masuk ke sungai atau sumber lainnya. Kerusakkan sungai yang terbesar berupa degradasi dasar sungai (68,5%) , agaradasi (9%), gerusan lokal (18%) dan runtuhan tebing intensif (4,5%). Adapun penyebab kerusakkan sungai sebagaian besar adalah penggalian bahan galian C (40%) , sedimen yang tertahan di hulu (19%), bangunan dan aliran lokal (28%), dan perubahan bentuk sungai (13%). Selanjutnya kerusaakkan yang tidak kalah pentingnya adalah menurunnya kualitas air permukaan, seperti telah dibicarakan dalam bab terdahulu. Menurunnya kualitas air, bahkan sudah mencapai tingkat pencemaran air sangat berpengaruh terhadap permukaan air sungai tersebut, yang terutama bersumber dari pembuangan limbah industri dan rumah tangga, Aliran sungai menunjukkan fluktuasi yang besar, yaitu banjir yang besar pada musim penghujan dan debit yang kecil pada musim kemarau, bahkan cenderung kering, sehingga secara umum kesinambungan aliran sungai terganggu.
Sebagai akibat penurunan air tanah yang tidak terkendali, sedangakan di sisi lain cadangan air tanah tetap (bahkan cenderung untuk menurun), maka terjadi penurunan muka air tanah yang terus berlanjut. Hal ini terutama terjadi di kota – kota besar yang sedang dan terus berkembang, seperti bandung, yogyakarta, di kota – kota besar di daerah pantai, tidak hanya terjadi penurunan muka air tanah, namun menjadi pula penyusupan laut sehingga menyebabkan berasa payau atau asin. Peruntukkan air tanah menjadi terbatas, karena kualitasnya yang jelek. Penyusupan air asin sudah teramati di medan,cilegon,jakarta,semarang, dan denpasar. Tidak menutup kemungkinan bahwa penyusupan air asin masih akan berlanjut ke kota-kota lain di indonesia.
Penurunan muka air tanah dapat berdampak lanjutan berupa menurunnya muka tanah (amblesan). Di Bangkok dan Jakarta, bahkan di semarang kasus semacam ini sudah terjadi, sehingga bangunan / gedung bertingkat terancam, dan daerah-daerah tertentu terjadi genangan banjir akibat air laut masuk ke daerah – daerah yang mengalami penurunan muka tanah.
Pantai Dan Muara
Di Indonesia pantai telah dikembangkan sesuai kebutuhan pembangunan sehingga mempunyai berbagai fungsi: tempat wisata, tempat usaha, tempat budidaya, pelabuhan , waduk , dsb. Sebanyak 75% dari kota dengan populasi lebih besar dari 100.000 orang terletak dipinggir atau sekitar pantai, Pada masa ini terasa ada banyak lonjakkan permintaan akan kawasan pantai, sayangnya tidak atau belum diimbangi dengan kesadaran manusia di kawasan pantai akan menjadi penyebab rusaknya lingkungan di kawasan itu.
Berbagai kerusakkan paantai di indonesia pada umumnya disebabkan oleh kegiatan manusia dan pembangunan seperti diuraikan berikut ini:
- Interaksi antara berbagai aktivitas pembangunan dan kepentingan yang berbeda.
- Modifikasi proses pantai
- Pencemaran air laut
- Kerusakkan Daerah Aliran Sungai (DAS)
Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di laut, pengerusakan hutan bakau, merupakan kegiatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian laut dan paantai.
Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai disebabkan telah hilangnya hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan pelindung alami terhadap gempuran ombak.
Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:
- Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai.
- Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
- Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.
- Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
0 comments
Post a Comment
Berkomentarlah jika kurang jelas atau kurang dimengerti dan menaati peraturan
1. Tidak bicara kotor
2. Tidak spam komentar
3. Menghormati pengunjung lainnya
4. Sopan
Trimakasih