HUJAN
A. Pengertian Hujan
Dua pertiga dari bumi kita ini mengandung air dan sisanya
adalah daratan. Air itu tersimpan dalam banyak wadah aeperti
samudra,lautan,sungai dan danau. Air yang terdapat dalam wadah tersebut akan
mengalami penguapan atau evaporasi. Proses penguapan air dari tumbuh-tumbuhan
disebut tranpirasi. Kemudian uap air tersebut akan mengalami proses kondensasi
atau pemadatan yang akhirnya menjadi awan. Awan – awan itu akan bergerak
ketempat yang berbeda tergantung dari hembusan angin baik secara vertical
maupun horizontal.gerakan angin vertical menyebabkan gumpalan awan semakin
membesar dan bertindih-tindih sehingga gumpalan awan berhasil mencapai atmosfir
yang bersuhu dingin. Di sinilah terbentuknya butiran-butiran air dan es. Lama
kelamaan angin tidak dapat menopang beratnya awan dan akhirnya awan yang berisi
air akan turun menjadi hujan.
Jumlah air hujan diukur menggunakan pengukur hujan atau
ombrometer. Ia dinyatakan sebagai kedalaman air yang terkumpul pada permukaan
datar, dan diukur kurang lebih 0.25mm. Satuan curah hujan menurut SI adalah
milimeter, yang merupakan penyingkatan dari liter per meter persegi Air hujan
sering digambarkan sebagai berbentuk "lonjong", lebar di bawah dan
menciut di atas, tetapi ini tidaklah tepat. Air hujan kecil hampir bulat. Air
hujan yang besar menjadi semakin leper, seperti roti hamburger; air hujan yang
lebih besar berbentuk payung terjun. Air hujan yang besar jatuh lebih cepat
berbanding air hujan yang lebih kecil.
B. Jenis Hujan
Berdasarkan
terjadinya, hujan dibedakan menjadi:
a) Berdasarkan
terjadinya, hujan dibedakan menjadi:
- Hujan Siklon, yaitu hujan yang terjadi karena udara panas yang naik disertai dengan angin berputar
- Hujan Zenithal, yaitu hujan yang sering terjadi didaerah sekitar ekuator,akibat pertemuan Angin Pasat Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara. Kemudian angin tersebut naik dan membentuk gumpalan – gumpalan awan disekitar ekuator yang berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan.
- Hujan Orografis, yaitu hujan yang terjadi karena angin yang mengandung uap air yang bergerak horisontal. Angin tersebut naik menuju pegunungan,suhu menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi.terjadilah hujan disekitar pegunungan
- Hujan Frontal, yaitu hujan yang terjadi apabila massa udara yang dingin bertemu dengan massa udara yang panas. Tempat pertemuan antara kedua massa itu disebut bidang front. Karena lebih berat massa udara dingin lebih berada di bawah. Disekitar bidang front inilah sering terjadi hujan lebat yang disebut hujan frontal.
- Hujan Muson, yaitu hujan yang terjadi karena angin musim (angin muson).Penyebab terjadinya angin muson adalah karena adanya pergerakan semu tahunan Matahari antara garis Balik Utara dan Garis balik Selatan. Di Indonesia, secara teoritis hujan muson terjadi bulan Oktober sampai April. Sementara di kawasan Asia Tenggara terjadi bulan Mei sampai Agustus
b) Berdasarkan
ukuran butirannya, jenis hujan dibedakan menjadi:
- Hujan gerimis / drizzle, diameter butirannya kurang dari 0,5 mm
- Hujan salju, terdiri dari kristal-kristal es yang suhunya berada dibawah 0° Celsius
- Hujan batu es, curahan batu es yang turun dalam cuaca panas dari awan yang suhunya dibawah 0° Celsius.
- Hujan deras / rain, curahan air yang turun dari awan dengan suhu diatas 0° Celsius dengan diameter ±7 mm.
c) Jenis-jenis
hujan berdasarkan besarnya curah hujan (definisi BMKG)
- Hujan sedang, 20 - 50 mm per hari
- Hujan lebat, 50-100 mm per hari
- Hujan sangat lebat, di atas 100 mm per hari.
Hujan buatan Adalah usaha manusia untuk meningkatkan curah hujan yang turun secara alami dengan mengubah proses fisika yang terjadi di dalam awan. Proses fisika yang dapat diubah meliputi proses tumbukan dan penggabungan (collision dan coalescense), proses pembentukan es (ice nucleation). Perlakuan ini dinamakan hujan buatan (rain –making) atau sering pula dinamakan penyemaian awan (cloud-seeding).
Pelangi
A. Pengertian Pelangi
Pembiasan sinar matahari oleh titik-titik hujan menghasilkan
pelangi. Oleh karena itu pelangi merupakan salah satu gejala alam abiotik yang
dapat dilihat sesudah turun hujan. Warna-warni pelangi merupakan fenomena optik
dan meteorologi yang mengahasilkan spektrum cahaya di langit. Spektrum warna
pelangi berupa lengkungan warna terdiri dari warna-warna : merah, jingga,
kuning, hijau, biru, nila dan ungu.
Seorang ilmuwan fisika bernama Isaac Newton adalah orang
yang pertama kali menyelidiki mengapa cahaya putih bisa menghasilkan spektrum
warna pelangi. Newton melakukan sebuah eksperimen untuk menyelidiki hal ini.
Cahaya matahari diarahkan pada suatu lubang sempit dalam sebuah ruangan gelap.
Gambar yang terbentuk pada sebuah layar yang berjarak 5 meter. Jika sebuah
prisma kaca diletakkan diantaranya maka sinar matahari akan terlihat sebagai
spektrum warna.
Titik-titik air hujan pada fenomena pelangi bertindak
sebagai cermin yang memantulkan cahaya matahari ke mata. Warna cahaya yang
berbeda-beda dipantulkan dengan sudut yang berbeda pula. Setiap titik air
memberikan masing-masing satu panjang gelombang pada mata kita, sehingga pada
akhirnya seorang pengamat dapat melihat pelangi secara utuh.
B. Mekanisme penciptaan pelangi
Dalam fisika, warna-warna lazim diidentifikasikan dari
panjang gelombang. Warna-warna pelangi merupakan fenomena optik dan meteorologi
yang menghasilkan spektrum cahaya dilangit.Merah, misalnya, memiliki panjang
gelombang sekitar 625 - 740 nm, dan biru sekitar 435 - 500 nm.Spektrum warna
adalah kumpulan warna-warna yang dinyatakan dalam panjang gelombang(biasa
disimbolkan dengan λ).Di dalam spektrum, garis merah selalu berada pada salah
satu ujung dan biru serta ungu disisi lain. Dan ini ditentukan oleh perbedaan
panjang gelombang.Gambar 2 memperlihatkan rentang spektrum warna dasar yang
lazim kita lihat sehari-hari.
C. Hal-hal menarik tentang pelangi
Pelangi biasanya terjadi saat hujan gerimis atau setelah hujan lebat berhenti. Setelah hujan lebat berhenti, udara dipenuhi
oleh uap-uap air. Selain itu, pelangi bisa tercipta pada genangan minyak.
Terkadang pada kondisi tertentu, seberkas cahaya putih diselimuti oleh pelangi.
Pelangi bisa terjadi kapan dan di mana saja asal melibatkan tiga sekaligus
sifat cahaya, yaitu refleksi (pemantulan), refraksi (pembiasan), dan
difraksi.
D. Jenis Pelangi
Ada dua jenis pelangi, yaitu:
1. Pelangi
Primer
Pelangi primer adalah pelangi yang terjadi akibat satu
pantulan air hujan. Pelangi primer memiliki warna yang terkuat, dengan warna
merah pada bagian luar dan warna ungu pada bagian dalamnya.
Rata-rata, titik-titik air hujan akan memantulkan kembali
sinar dalam bentuk pelangi pada sudut 42 derajat ke mata kita. Jadi pelangi
hanya terbentuk jika ada hujan, dan ada sinar matahari yang datang pada sudut
42 derajat dari mata kita ke titik air hujan. Sinar biru dan ungu dibelokkan
paling kuat oleh titik air, sehingga setiap titik air memantulkan sinar ungu di
atas dan merah di bawah
2. Pelangi
Sekunder
Sedangkan pelangi sekunder adalah terjadinya pemantulan
cahaya sebanyak dua kali atau lebih. Pelangi sekunder yang dihasilkan oleh dua
pemantulan akan terlihat di langit berada diatas pelangi primer. Susunan warna
pelangi sekunder merupakan kebalikan dari susunan warna pelangi primer. Pada
pelangi sekunder warna merah pada bagian dalam sedangkan warna ungu berada pada
bagian luar. Warna yang dimiliki oleh pelangi sekunder lebih rendah jika
dibandingkan dengan pelangi primer.
Pada pola kedua ini, sudut yang terjadi adalah 50 derajat.
Akibatnya, pelangi jenis ini tampak lebih tinggi dibandingkan pelangi pertama
tadi. Sinarnya juga lebih redup, karena telah melalui proses pemantulan yang
tidak sempurna sebanyak dua kali. Kita lihat bahwa kali ini sinar merah ada di
atas; sehingga akan sampai pada mata kita (dengan alasan yang sama dengan
pelangi pertama) sebagai pelangi dengan warna ungu ada di atas.
wah sangat bermanfaat banget ^_^
ReplyDeleteIya gan terimakasih
Delete