Tuesday, September 24, 2013

Materi BTQ Adab Membaca & Menulis Al – Qur’an

Adab Membaca & Menulis Al – Qur’an

Satu – satunya kitab suci yang di baca dan di hafal oleh mayaoritas penduduk di seluruh penjuru dunia adalah  Al – Qura’an. Tidak ada kitab suci yang di baca dengan seni baca tersendiri kecuali Al –Qur’an. Keindahan rangakaian ayatnya semakin nyata jika di hayati dengan sepenuh hati. Bahkan jika arti ayat Al – Qur’an di telisik lebih dalam, kita akan menemukan mutiara tersembunyi di balik ayat – ayat tersebut.
Makna dan nilai – nilai yang terkandung di dalam Al – Qur’an di peroleh jika           Al – Qur’an diperlakukan dengan cara yang baik. Mengenai hal ini, seorang sufi terkenal, Jalaludin Rumi, pernah mengingatkan kita bahwa Al – Qur’an mampu menunjukkan wajahnya dalam cara apa pun yang disukainya. Apabila kita melakukan sesuatu yang disukainya dan mencari kebaikan darinya, maka ia akan menunjukkan wajah yang sebenarnya. Pandangan Rumi tersebut dapat di pahami bahwa Al – Qur’an akan memberi makna jika kita berperilaku baik terhadapnya. Dengan kata lain, perilaku kita menentukan dapat – tidaknya kita menerima isi Al –Qur’an.

Materi BTQ Adab Membaca & Menulis Al – Qur’an

Coba amati perilaku kalian saat membaca Al – Qur’an. Adakah di antara kalian yang membaca Al – Qur’an dengan bersenda gurau ? Kalian pasti selalu berusaha untuk berakhlak mulia terhadap Al – Qur’an. Bahkan penghormatan kalian terhadap firman Allah tersebut sudah menjadi kebiasaan sehari – hari. Misalnya, saat melihat lembaran Al – Qur’an tercecer di lantai, tentu kalian lansung mengambil dan meletakkannya di tempat yang sesuai.
Kini kita akan mengulas bebrapa adab membaca Al – Qur’an. Dengan mengetahuinya, kita dapat mengevaluasi, sudah benarkah akhlak kita terhadap Al – Qur’an ? jika belum, kita harus segera memperbaikinya. Jika sudah, kita harus semakin meningkatkannya.


Berikut rincian adab membaca Al – Q ura’an :

       1.   Suci dari hadas kecil dan besar
Sebelum membaca Al – Qur’an, alangkah baiknya jika kita memastikan diri dalam keadaan suci, baik dari hadas kecil maupun besar. Hadas kecil meliputi buang air kecil atau terkena najis dan hadas besar misalnya mengeluarkan mani atau haid. Nah, pastikan dulu kalian terbebas dari dua hadas tersebut. Bahkan sebagaian ulama memandang bahwa ketentuan suci ketika membaca Al – Qur’an hukumnya wajib. Sebab dalam keadaan suci kita akan dimudahkan Allah dalam mencerna ayat – ayat-Nya.

2.   Menutup aurat
Membaca Al – Qur’an merupakan salah satu ibadah yang langsung kepada Allah. Oleh karna itu, seperti ibadah – ibadah lainnya, hendaknya kita menutup aurat saat membaca Al – Qur’an. Dengan menutup aurat, kita terlihat lebih sopan dan santun.

       3.   Pakaian dan tampat suci dari najis
Tentu kita merasa tidak nyaman jika pakaian dan tempat kita terkena najis saat melakukan ibadah. Oleh karna itu, islam menganjurkan umatnya untuk menyucikan sesuatu dari najis. Kita pun dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan dan kesucian. Nah, pakailah pakaian yang suci dan gunakan tempat yang suci pula ketika kalian membaca Al – Qur’an. Untuk meningkatkan kekhusykan dalam membaca Al – Qur’an, kita juga perlu memilh tempat – tempat yang kondusif. Biasanya tempat – tempat seperti ini dapat kita jumpai di masjid, mushalla atau rumah kita.

       4.  Mulut bersih dari sisa – sisa makanan
Untuk memudahkan saat membaca Al – Qur’an, mulut kita tentu harus bersih dari sisa – sisa makanan atau minuman. Mengapa demikian? Sebab, huruf – huruf    Al – Qur’an harus di ucapkan dengan makhraj yang benar. Mulut yang kotor akibat sisa makanan mengakibatkan pengucapan huruf – huruf menjadi terganggu. Selain itu, menjaga kebersihan mulut tentu banyak manfaatnya, bukan ?  makanya, bersihkan dulu mulut kalian dengan berkumur atau menggosok gigi sebelum membaca Al – Qur’an agar terbebas dari sisa – sisa makanan.

       5.  Bersikap baik ketika memegang mushaf
Sikap terpuji terhadap Al – Qur’an di mulai dengan niat tulus di dalam hati. Barulah kemudian diikuti dengan hal – hal yang nyata, seperti memegang mushaf dengan tangan kanan, meletakkannya di tempat yang agak tinggi dan sesuai, dan sebagainya.

      6.   Menghadap kiblat
Setelah semua hal di persiakan, kemudian kita menghadapkan diri ke kiblat. Dengan menghadap kiblat, niatkanlah bahwa kita sedang menghadap Allah agar kita lebih menghayati ayat – ayat Al – Q ur’an yang akan kita  baca.

     7.     Membaca taawus dan basmalah saat mengawali bacaan
Sebelum membaca Al – Qur’an, kita disunahkan membaca taawus dan basmalah. Khusus mengenai bacaan basmalah, sebagaian ulama memberi ketentuan hukum yang berbeda. Ada yang hukumnya wajib, sunah, dan haram. Agar lebih jelas, mari kita lihat ketentuan tersebut dalam rubrik Tahsin berikut.


Hukum Membaca Basmalah
A) Wajib
Membaca basmalah hukumnya wajib pada permulaan Surah al-Fatihah, sebab basmalah adalah ayat pertama di dalam Surah al-Fatihah.

B)  Sunah
Kita disunahkan mebaca basmalah pada setiap permulaan surah, selain surah al-Fatihah dan surah at-Taubah.Selain itu, kita  juga disunahkan membaca basmalah di tengah-tengah surah untuk mngawali tadarus.

C) Haram
Keharaman membaca basmalah adalah saat permulaan surah at-Taubah, sebab suarah at-Taubah diawali dengan pernyataan murka Allah kepada orang-orang musyrik.Murka tersebut diawali dangan lafal بَرَاءَةٌ (pemutusan hubungan) yang الرَّحِيمِ  (Maha Penyayang).Hal ini sesuai dengan pendapat beberapa ulama, yermasuk Ibnu Hajar.

D) Jaiz
Hukum ini berlaku ketika kita membaca basmalah di tengah-tengah Surah at-Taubah.Akan tepapi, sebagian ulama memakruhkannya.

8. Membaca Al-Qur’an dengan tartil

Coba dengarkan lamtunan ayat Al-Qur’an yang dibacakan seorang Qari atau Qariah melalui VCD atau kaset murottal.Kita akan mendengar lantunan ayat dengan nada yang indah..Keindahan tersebut didasari oleh pefalan setiap huruf secara tepat dan benar.Sang qari qariah pun secara tepat memerhatikan beberapa hukum bacaan dengan tepat.Nah, jika kita ingin seperti para pembaca Al-Qur’an yang handal tersebut, pelajarilah ilmu tajwid dan praktikkanlah.

9. Membaca Al-Qur’an dengan khusyuk, tenang, dan ikhlas

Keiklhasan niat menjadi fondasi utama dalam mebaca Al-Qur’an.Hanya dangan niat yang tulus dan ikhlas kita akan rida dari Allah.Sebaiknya, jika membaca Al-Qur’an diniatkan untauk pamer atau riyak, kita tidak akan mendapat pahala, bahkan mendapatkan laknat dari Allah SWT.
Seorang mufasir kontemporer, Quraish Shihab, pernah berkata bahwa Al-Qur’an ibarat sebuah permata yang memancarkan cahaya yang berbada-beda sesuai dengan sudut pandang masing-masing pembacanya.Untuk mendapatkan cahaya itu, kita harus membaca Al-Qur’an dangan khusyuk.Nah, beberapa poin diatas akan mendukung kekhusyukan dalam membaca Al-Qur’an.Disamping itu, hendaknya kita mengetahui terjemahan ayat-ayat Al-Qur’an agar kita mampu menghayati maknanya secara lebih mendalam.Sebagai langkah praktis, gunakanlah Al-Qur’an yang dilengkapi dengan terjemahannya.Jika perlu, lengkapilah pemahaman kalian terhadap Al-Qur’an dengan membaca buku tafsir Al-Qur’an karya beberapa musafir.

10. Membaca Al-Qur’an dengan suara yang bagus

Rasullah saw. Menyukai orang yang membaca Al-Qur’an dengan suara yan gbagus dan halus sesuai jenis suara yan dimiliki setiap orang.Suara tersebut dapat dihasilkan jika kita membaca Al-Qur’an dengan manaati kaidah-kaidah tajwid seperti panjang-pendek harakat, cara membaca, dan sebagainya.Suara yan gbagus dan halus saat membaca Al-Qur’an akan memperlihatkan keagungan Al-Qur’an dengan suara yan gbagus diungkapkan oleh RAsullah saw.dalam hadis berikut.

 Dari Barra’ dari Nabi saw:”Hiasilah Al-Qur’an dengan suara kalian.”(H.R an-Nasa’I,Abu Daud,Ibnu Majah,Ahmad, dan ad-Damiri)

Di samping itu, kita juga dianjurkan untuk membaca Al-Qur’an dengan irama yang bagus. Akan tetapi, irama tersebut tidak boleh keluar dari rambu-rambu tajwid.Perhatikan hadis hadis berikut.

Rasullah saw . bersabda:”Maka barang siapa tidak membacanya (Al-Qur’an) dengan suara yang bagus maka dia bukanlah golongan kami.”(H.R Ibnu Majah)

11. Tidak menghentikan bacaan karena berbicara
Al-Qur’an telah dilengkapi dengan aturan pemberhentian (waqaf) di tempat-tempat tertentu.Selain itu, kalian juga boleh berhenti pada pertengahan ayat jika nafas kalian tidak kuat untuk menyelesaikannya.Akan tetapi, kalian dianjurkan tidak berhenti membaca ayat Al-Qur’an di tengah-tengah ayat karena berbicara dengan orang lain.Sebab, berhenti pada pertengahan ayat dapat mengubah arti ayat.Perbuatan tersebut dinilai sebagai tindakan yan tidak menghormati kalam Allah.Oleh karena itu, usahakan agar kalian berhenti di tempat yang tepat sesuai aturan.

12. Menutup bacaan dengan berdoa
Sama seperti ibadah lainnya, membaca Al-Qur’an sebaiknya diakhiri dengan doa.Kalian bisa melafalkan doa sebelum membaca Al-Qur’an seperti yang tertera di halaman awal buku ini, halaman akhir Al-Qur’an, atau dengan bahasa yang kalian pahami.Hal terpenting, di dalam doa adalah kita harus berdoa dengan ikhlas dan tulus.

13. Membaca Al-Qur’an sampai khatam.
Membaca Al-Qur’an tidak perlu banyak dalam hal sekali waktu.Allah lebih menyukai orang yang mengerjakan sesuatu secara istiqomah.Meskipun sedikit, namun kita rutin membacanya lebih disukai dalam pandangan Allah.Misalnya, setlah salat fardu kalian membaca lima ayat, satu maqra’,atau satu halaman.Dengan begitu, lambat laun kalian akan cepat menyelesaikan bacaan Al-Qur’an.Setelah khatam, ulangilah membaca lagi dengan teratur.
Tadarus
Berikut ini adalah surah Al-‘alaq [96]: 1-5.Bacalah surah tersebut dengan mengikuti adab membaca Al-Qur’an yang benar di depan kelas.Kalian tidak perlu tergesa-gesa membacanya.Setelah membaca, hayatilah kandungan ayat melalui terjemahan yang terdapat di bawahnya.Ajukanlah beberapa pendapat kalian tentang tema poko Surah al-‘Alaq di kelas dan mintalah teman kalian menanggapinya.

Adab Menulis Al-Quran
            Selain membaca, kita dianjurkan pula mampu untuk menulis huruf-huruf Al-Quran. Huruf-huruf Al-Quran juga disebut huruf hijaiah atau huruf Arab. Rasulullah saw. Merupakan sosok nabi yang tidak mampu membaca dan menulis (al-umiyy). Namun demikian, beliau menganjurkan kita untuk menulis Al-Quran, baik melalui metode dikte (imla) maupun menyalinnya dari mushaf.
            Dalam perkembangannya, kaum muslimin telah mengembangkan seni menulis Al-Quran melalui seni kaligrafi. Dengan kesenian tersebut, ayat Al-Quran tidak hanya ditulis secara apa adanya, namun dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah lukisan yang menawan. Dari seni tersebut kita bisa melihat bahwa huruf hijaiyah kaya akan nilai seni.
            Terdapat beberapa adab menulis ayat-ayat Al-Quran yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai berikut.

      1.  Wudu sebelum menulis Al-Quran
Seperti halnya adab membaca Al-Quran,kita juga dianjurkan untuk berwudu sebelum menulis ayat-ayat Al-Quran.Dengan begitu, kita telah berakhlak yang bagus terhadap firman Allah swt.

      2.   Membaca taawuz dan basmalah
Membaca taawuz danb basmalah disunahkan sebelum kita menulis ayat Al-Quran. Membaca basmalah sebelum menulis Al-Quran, disunahkan pada bagian surah dan ayat apa pun.

      3.   Menghadap kiblat
Selama memungkinkan, sebaiknya kita menulis huruf Al-Quran dengan menghadap kiblat. Jika tidak, kita boleh menulisnya dengan menghadap kearah manapun. Misalnya dalam ruang kelas kita boleh menghadap 
kearah  mana pun.

      4.   Menggunakan pena dan kertas yang tidak mengandung najis sebelum menulis Al-Quran, 
       pilihlah pena dan kertas yang tidak mengandung najis. Hal ini untuk menjaga kalam Allah dari segala sesuatu yang tidak suci.
  
       5.   Menggunakan alas yang bersih
Hal ini diperlukan agar tulisan kita menjadi lebih rapi. Oleh karena itu,siapkan alas yang baik dan bersih sebelum menulis Al-Quran.

      6.   Menulis dengan tulisan yang bagus
Berlatih menulis dapat meningkatkan ketajaman dan keindahan tulisan kalian. Sebagai langkah praktis, ikutilah beberapa bentuk petunjuk penulisan Al-Quran yang tersedia di dalam mushaf-mushaf yang sudah diterbitkan. Dengan begitu, lambat laun tulisan kalian akan semakin baik. Minimal tulisan kalian dapat dibaca secara jelas dan tidak mengubah kaidah penulisan Al-Quran. Jika tulisan tidak benar, dikhawatirkan akan terjadi kekeliruan dalam menerjemahkan dan menangkap makna yang dikandungnya.

       7.  Memeriksa tulisan agar terhindar dari kesalahan
Setelah menulis, alangkah baiknya jika kalian mengecek tulisan yang telah dibuat. Dengan begitu, tulisan kalian akan terhindar dari kesalahan. Orang pun tidak akan salah membacanya, sehingga makna Al-Quran tetap terjaga
.
      8.   Menjaga tulisan agar tidak tercecer di tempat yang tidak pantas.
    Jika tulisan kalian tercecer di lantai, jalan, atau tempat bernajis, ambillah dan letakkan tulisan tersebut di tempat yang pantas. Hal ini bukan berarti tulisan dan kertas tersebut menjadi sesuatu yang terkandung di dalamnya.
  
      9.  Tidak mencoret ayat yang telah ditulis
Untuk menjaga rasa hormat kita terhadap Al-Quran, jangan sekali-kali mencoret-coret ayat yang telah ditulis.

Itulah beberapa adab membaca dan menulis Al-Quran. Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, semoga kita semakin mencintai dan memahami makna yang terkandung di dalamnya. Mulai saat ini, giatlahh membaca dan menulisa Al-Quran agar kita menjadi generasi Qur’ani yang senantiasa menjaga dan mencintai Al-Quran.

1 comments:

Berkomentarlah jika kurang jelas atau kurang dimengerti dan menaati peraturan
1. Tidak bicara kotor
2. Tidak spam komentar
3. Menghormati pengunjung lainnya
4. Sopan
Trimakasih